Sunday, August 16, 2020

Badan Panas Covid-19

Sakit bukanlah hal yang mudah di saat pandemi ini. Cerita di bawah ini akan saya buat mirip film CONTAGION [2011]. Kenapa saya ceritakan bukan dari DAY 1? Karena menurut grafik di bawah ini, DAY-1 s/d DAY-5 adalah asymptomatic stage, jadi saya ASUMSIKAN bahwa, hari pertama symtomp muncul adalah hari ke-5 setelah infeksi (Days After Infection), manut grafik ini.


Kenapa mulai DAY-5? menurut grafik, itu hari dimana orang mulai bergejala. OK? Paham? 
Apakah pasti panas saya adalah hari ke-5 sejak infeksi awal? Tidak pasti juga. Makanya sejak awal saya tulis ASUMSI. Bisa saja panas saya sebenarnya hari ke-2, ke-3, ke-4, atau ke-5, atau ke-6. Karena tidak tahu kapan tubuh ini terinfeksi pertama kali.

Terus Bagaimana DAY-0 dan DAY-4? Tidak ada yang tahu, bakan saya pun tidak tahu. Yang pasti, asumsi saja ceritanya mulai hari ke-5, ok?

[DAY-5 / 30-Juni-2020 alias 1st of symptomp badan panas]

Berawal dari demam sekitar 37 derajat celcius, semua menjadi was-was. Berawal dari tanggal 30 Juni, badan tiba-tiba terasa panas alias boso Jowo ne "sumer", bukan summer ehem.


Well... tiba-tiba teringat teman-teman lain yang kantornya rajib merapid test masal karyawannya secara berkala... Artinya? kantor saya.... ? You yang komen aja, saya takut dipecat.

OK Lanjut, kenapa dengan 37.4 ? Pastinya itu kurang normal. Mengingat suhu normal yang biasanya saya ukur pada diri sendiri adalah 36.5. 
Sebelumnya, apakah ada gejala? Tidak ada. Sebelumnya normal-normal saja. Hanya ketika 30 Juni 2020, sore hari, tiba-tiba badan sumer. Diukur pun sudah naik. Bahkan ketika 30 Juni pagi, diukur suhu oleh sekuriti gedung, masih normal saja. Ga ada guna ukur suhu badan? Well ... baca dulu sampai habis

[DAY 6 / 01-July-2020 alias 2nd day of symptomp badan panas]

Tanggal 1 July 2020 sampai dengan 6 July 2020, saya isolasi mandiri. Tanpa mengetahui sakit apa saya. Apa saja tindakannya? Mengingat gejalanya mirip flu, yaitu 
  1. Panas demam (Meskipun 37.4 , tetep tak anggep panas. Normalku 36.5-36.9)
  2. Hidung tersumbat khas flu
  3. Nyeri-nyeri di sekujur badan (Boso Jowo ne njarem-njarem)
  4. Lost of smell tapi masih sedikit, sekitar 75% saja , biasa, orang flu kan juga gitu
Tentunya, treatment nya juga seperti flu. Tidur!!! Hanya itu obatnya. Kita semua sudah dibekali imunitas oleh yang menciptakan kita. 

Nah, apa kira-kira ngga panik coba? Panik tentu saja. Saya mulai cari tahu di hari kedua, mengenai gejala yang saya derita. Searching di google dengan keyword "Covid-19 symptomps", langsung muncul beginian di halaman paling depan


Wah, buset, gejala-gejala Covid-19, ada kemiripan di yang saya kasih tanda tersebut. Apakah saya Covid? Well... tidak ada yang tahu. Saran dari seorang teman yang dokter, ketika demam, istirahat sebanyak mungkin, tidak usah neko-neko, apalagi keluar, apalagi tidak mencegah menulari orang lain. Nulari apa? tidak ada yang tahu... bisa-bisa covid kan? ya, bisa... chance selalu ada... jangan di nol-kan

Next.... Setelah tahu gejala seperti itu, ada satu gejala yang tidak ter-list disana, yaitu hidung tersumbat ciri khas flu. Jadi, lebih mirip flu kan gejala saya daripada covid?
Obat penurun gejala flu (BUKAN OBAT FLU... FLU GA ADA OBATE) di kulkas pun saya gapai. Apa sih "obat flu" itu sebenere? isinya adalah (maaf merk tidak saya sebutkan)
  • Pseudoephedrine HCl --> alias dekongestan, alias pereda gejala untuk hidung tersumbat
  • Triprolidine HCl --> antihistamin, alias antialergi
Mengapa "obat flu" isinya dekongestan dan antihistamin? Tanya dokter anda ya, saya bukan dokter... pokoke flu ga ada obate, hanya TIDUR dan GA KAKEAN POLA, wis itu obate.

Back... Disini saya ingin tidur dengan nyenyak. Karena hidung tersumbat, tidur pun jadi SANGAT tidak nyaman. Satu-satunya cara, terpaksa cari obat sejenis "obat flu" tersebut. 
Setelah minum dekongestan dan anti alergi tersebut, tidur pun terbantu. Napas bisa lancar, tidak lagi buntu. Apalagi yang mau dilakukan selain tidur? badan sudah njarem-njarem kayak ditinju Mike Tyson.
Seharian tidur, makan, tidur makan, minum "obat flu".

Jadi? Saya flu? flu tulang? Saya pun bertanya-tanya seperti anda

[DAY 7 02-July-2020 alias 3rd day of symptomp badan panas]

Tidak ada perubahan mencolok di pagi hari ini. Panas masih 37.4-37.5. Indra penciuman masih berfungsi sekitar 75%. 
Kegiatan masih tidur, makan, minum "obat flu", mandi, tidur lagi, tentunya main hape tidak terhindarkan.

Ngga ada yang tanya kenapa tidak minum parasetamol untuk menurunkan panas? Sebenarnya, cuman ingin tahu... Berapa hari sih panas ini turun secara alami, no particular reason. Otomatis juga, badan panas, kita pun jadi susah neko-neko, dan akhirnya terpaksa tidur aja kan?


[DAY 8 / 03-July-2020 alias 4th day after symptomp badan panas]

Hari ini, sorenya, panas turun secara alami. Untuk memvalidasi perasaan saya, tes pakai termometer lagi. Jangan lupa mode "body" ya, bukan mode "surface" untuk thermometer dual function.
Jadi, sepertinya, YA, sepertinya, panas saya hanya bertahan 3 hari. Tapi jangan lupa, selama 3 hari sebelumnya ini, tidur cukup tersiksa. Selain berkeringat (tidak nyalakan AC dingin2), ketika tidur pun sering terbangun karena nyeri yang berkepanjangan sepanjang malam. Wah menyiksa pokoknya. Tapi apa boleh buat, setelah terbangun, badan lemas, ya tidur lagi.

Bahkan di hari ini, ketika tidur, badan masih terasa pegal-pegal. 
Tapi anehnya, di hari ini, indra penciuman mulai terasa hilang. Mungkin hanya sekitar 50% dari normal.

[DAY 9 / 04-July-2020 alias 5th day after symptomp badan panas]

Bangun tanpa ingat jam yang jelas, tapi badan sudah tidak panas. Meskipun badan masih terasa pegal-pegal dan masih lemas. 

Untuk menambah stamina, hari ini saya minum 1 sachet Minowell

Buat apa? Di hari ini, saya masih merasa sangat lemas. Minowell, di dusnya tertulis "membantu pemulihan kondisi tubuh setelah sakit"... Setelah sakit? maksudnya saya sudah sembuh? Ya ngga tahu sih... yang pasti, panas sudah turun, saya minum ini. Virulen? mungkin saja masih


Semoga lebih cepet sembuh setelah minum ini
Tidak ada aktivitas yang berarti di hari ini, masih seputar istirahat saja, untuk boosting pemulihan. Gejala yang hilang hanya panas. Badan nyeri pun masih bertahan di malam ketika tidur ini 
Di hari ini, indra penciuman masih bertahan 50%.

[DAY 10 / 05-July-2020 alias 6th day after symptomp badan panas]

Pada hari ini, karena panas sudah mereda sejak kemarin, pegal-pegal di badan sudah mulai berkurang. Saya mulai melakukan aktivitas kecil. Untuk menguji tubuh. Paginya ke pasar untuk membeli sedikit belanjaan, karena sudah mulai kosong tuh kulkas. Tidak lama di pasar, pulang istirahat lagi.

Sepertinya, hari ini sudah mulai mendingan. Melakukan aktivitas sederhana, yang tidak terlalu neko-neko, sudah mampu. Indra penciuman masih bertahan hanya sekitar 55%. Bau sabun di depan hidung tercium hanya sedikit. Well, saya hanya berpikir mungkin ini efek dari flu alias hidung buntu.

[DAY 11 / 06-July-2020 alias 7th day after symptomp badan panas]

Berita baik dari tempat saya bekerja. Hari ini disuruh rapid test, biaya ditanggung kantor. Pas banget, hari ini, "kemungkinan" adalah hari ke 11 setelah initial infection. Kelihatannya sudah di luar window period untuk test antibody SARS-COV2 alias covid-19. Kok bisa? Lihat aja grafik yang terpampang di paling atas. Window period dianggap sekitar 7 hari. 

Apa hasil tesnya, gitu kan yang ingin anda cari tahu?

Hasil menunjukkan IgG dan IgM antibody Covid-19 hasilnya negative. 
Melegakan? Not really... setelah apa yang saya lalui beberapa hari ini, pingin rasanya dalam hati ini, lebih baik itu virus penyebab Covid-19 sekalian, supaya sekalian terbentuk antibody. Tapi apa daya, hasil tes serology menunjukkan tidak ada antibody yang terbentuk.
Tapi bukan artinya, sakit kemarin PASTI bukan Covid-19, here's what doctor said

Masih ada kemungkinan, saya masih ada dalam window period (sejak awal kan saya tulis, ASUMSI). Bisa jadi juga saya immunocompromised. Bisa jadi juga kadar antibodi terlalu rendah untuk bisa terdeteksi. 
Jadi saran dokter adalah jelas terlihat di gambar. 10-14 hari kemudian, tes ulang serologi covid-19. Kedua tapi menurut saya paling penting, adalah menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19.


[DAY 12 / 07-July-2020 alias 8th day after symptomp badan panas]

Saya mulai masuk kantor hari pertama. Berdasar hasil tes lab kemarin, saya tidak reaktif. Berhubung tidak ada pembiayaan tes swab, ya sudah tidak tes swab. Simple kan? Padahal, pada hari ini. Bisa jadi, kalau ternyata saya beneran covid-19, artinya saya masih VIRULEN !!!! Serem kan? Ya serem, soalnya tidak ditunjang dengan hasil swab

Jadi? Tes antibody saja percuma? Ya mau dibilang percuma ya bisa. Misal ternyata bebrapa hari silam infeksinya adalah covid-19, tapi karena sebab antibodi masih sedikit atau belum terdeteksi, atau window period, sehingga hasil lab negatif semua. Tidak ada yang tahu kan? karena tidak ditunjang swab. Dibilang percuma ya tidak juga, paling engga, sudah mengkonfirmasi, bahwa saya tidak reaktif. Jadi masih 50-50 lah fungsinya.

Di hari ini, saya notice bahwa indra penciuman mulai berkurang sangat, mungkin bisa dikatakan sisa 10%. Hampir semua bau itu tidak ada baunya. Alkohol cair 70% yang berparfum, yang biasanya saya ingat baunya, dicium jarak dekat pun tidak ada baunya. Yang ada hanya merasa "tertusuk" uap alkohol saja, tanpa ada bau. Ibarat itu kalau mata, buta warna, ya, ini buta bau lah. Tak gawe istilah dewe.

[DAY 13 / 08-July-2020 alias 9th day after symptomp badan panas]

WFH. Istirahat, tidur, makan, mandi, isolasi mandiri ketat. 
Indra penciuman masih terpuruk. Masih buta bau.

[DAY 14 / 09-July-2020 alias 10th day after symptomp badan panas]

Kalau melihat grafik awal, hari 14 seharusnya mulai masuk tahapan "patient begins to recover". Recover dari apa? sampai detik ini, hanya Tuhan yang tahu.

Masuk kantor, menyelesaikan tugas yang masih menumpuk.
Tubuh sudah mulai membaik, hampir 75% normal. Tapi masih buta bau. 
Setelah ini, cerita saya tidak ada yang spesifik, karena kondisi tubuh sudah berangsur normal dari hari ke hari, kecuali penciuman di hidung tidak kunjung recovery sampai dengan 3 minggu ke depan

[DAY-21 / 16-July-2020]

Tenaga, spirit, dan stamina tubuh sudah hampir kembali 100%. Kerja seperti biasa.
Indra Penciuman recover sedikit. Beberapa bau seperti bau sabun sudah terdeteksi, bau minyak angin dan counterpain bisa tercium. Let say disini baru 25% saja lah recovery indra penciumannya.
Bau tidak enak seperti bau eek, dan bau asap rokok, kentut, tai kucing, dan bau-bau lainnya masih hilang. Hilang ya, hilang total masih. Orang merokok di sebelah saja tidak tahu. Damn you smoker ga tahu diri!!! Tahu-tahu pulang sakit kepala, gejala menghirup asap rokok.
Bau makanan pun tidak ada. Jangan salah lo ya, hanya indra penciuman yang hilang, indra perasa masih sangat normal.

[DAY-28 / 23-July-2020]

Indra Penciuman recover separuh. Beberapa bau seperti bau sabun sudah terdeteksi. Let say disini baru 75% saja lah recovery indra penciumannya. Beberapa bau seperti makanan terdeteksi, bau tidak enak seperti bau asap rokok dan bau got sudah terdeteksi sedikit. Bau eek (alias tinja) sudah tercium.

[DAY-33 / 28-July-2020]

Kenapa Day-33? Nanggung banget. Ya, di hari ini, hampir 100% penciuman sudah recover. Sampai saya ceritakan ke teman saya yang bungul, bahwa hari ini sudah bisa bau apa saja.

[14-Agustus-2020]

Merasa sudah recovery dari sakit yang saya derita di akhir Juni 2020 kemarin, tidak mengurungkan niat saya untuk rapid tes mandiri di Siloam. Ternyata hasilnya sangat mengejutkan saudara-saudara


HASILNYA IgM+ dan IgG+ what?????????????????????????

Kesalahan tersebesar saya dalam tes ini adalah : saya tidak melihat sendiri hasil test kit nya ke suster yang mereksikan darah dan reagen saya di test kit (tanpa bermaksud mendiskreditkan kemampuan staff Siloam ya). Saya langsung bergegas ke IGD, karena paket yang saya beli ini sudah termasuk konsultasi dokter. Dokter menganjurkan swab test. Sekali lagi sial, saya tidak melihat hasil sendiri test kitnya.

Tentu saja karena saya merasa "i feel nothing", saya ngga mau swab test karena MAHAL !!!!
Tempat saya bekerja tentunya juga engga mau bayar. Rapid test ini pun saya bayar sendiri karena ada promo 17-an di Siloam, dengan harga Rp. 178.450

[16-Agustus-2020]

Merasa bodoh, atau merasa tertipu... Setelah saya pikir-pikir, bodoh sekali saya ngga melihat test kitnya. 
Merasa tidak terima, karena tidak melihat sendiri (banyak kan manusia gitu, manusia banget kan?)
Hari ini, beli sendiri test kit (rapid test) covid-19 di salah satu toko maya. Hasilnya adalah:


Hasilnya IgM- IgG+
Apa artinya? Menurut alat tersebut, saya sedang tidak terinfeksi (IgM-) Covid-19, tapi PERNAH terinfeksi (IgG+) Covid-19. What? PERNAH???? REALLY??? kapan? Hanya Tuhan yang tahu kapan..... Yang pasti, sekarang saya sudah punya antibody SARS-CoV2.

Apakah akhir Juni 2020 kemarin saya flu? atau Covid-19? Tidak ada yang bisa mengkonfirmasi
Apakah kenanya baru akhir-akhir Juli 2020 atau awal Agustus 2020? Tidak ada yang bisa menjawab juga, saya pun tidak tahu jawabannya. Semua mungkin saja terjadi. Hal ini dikarenakan tidak rutin rapid test tiap 14 hari sesuai petunjuk dokter.

Yang pasti, seperti cerita-cerita yang sudah beredar. Tempat paling berbahaya adalah tempat orang berkumpul, seperti kantor, pasar tradisional, pusat perbelanjaan. Selama pandemi ini, tugas ke pasar tradisional untuk beli fresh product saya ambil alih keseluruhan. Ada kemungkinan juga saya tertular di sana. 
Tetapi, ada juga peluang saya tertular teman kerja saya yang juga hasilnya reaktif. Beliau mengalami gejala mirip covid-19 (sakit perut "yang menurutnya asam lambung", panas dan pneumonia) terlebih dahulu ketimbang saya. Yang paling sialnya, ketika panas (nggreges), masih masuk dan bekerja. Yang lebih parah lagi, ada teman yang tahu, hanya menghimbau untuk pulang, tidak menyuruh pulang paksa. 
Setelah beberapa hari gejala-gejala tersebut, beliau dites dan reaktif. Sepertinya, memang ini peluang terbesarnya untuk menulari saya, karena beliau bekerja untuk membersihkan seluruh kantor, termasuk tapi tidak terbatas pada membersihkan meja kursi, mencuci piring gelas, beli makanan untuk teman-teman sekantornya di luaran. Pekerjaan yang mulia, dan tentunya tidak bermaksud menuduh ya. Karena sekali lagi, peluang terbesar tidak selalu benar.

PENUTUP CERITA

[DAY 1-4 / Hari dimana awal-awal terinfeksi virus]
Ternyata... Sepertinya.... Yang membuat gejala panas, badan pegal-pegal, dan kehilangan bau, sepertinya adalah SARS-CoV2. Betul? Saya COVID-19? Mungkin saja, sekali lagi hanya Tuhan yang tahu kapan hari pertama terinfeksinya, juga hanya Tuhan yang tahu bagaimana terinfeksinya.

Untunglah, orang sekitar saya tidak ada yang positif atau reaktif gara-gara saya. 
Selalu terapkan protokol kesehatan. Maskermu, tindak tandukmu, protokol kesehatanmu melindungi Bapak dan Ibu mu, anak dan istri mu, saudaramu, temanmu, orang-orang rumahmu, tetanggamu, dll.
Bawa alkohol cair kemana-mana, pakai masker kemana-mana, cuci tangan dimana-mana.
Reaktif tidak reaktif, positif ga positif, lawan virus ini. 

Jika beneran ini adalah covid-19, DAY1 ku adalah infeksi SARS-CoV2, then.....
I lose the fight, but I win the war
Aku mungkin terinfeksi covid-19, tapi aku sudah tidak menulari orang lain.
I live, I have the antibody, Victory is mine.

Hentikan virus ini mereplikasi. Tahu diri dan Jaga diri

Salam sehat

End
Thanks for reading.

Special thanks to dokter Bebet