Friday, February 21, 2020

Transaksi Tokopedia Tidak Dapat Cashback

Berawal dari cerita hari Valentine tanggal 14-02-2020. Ketika saya beli sebuah handphone bermerk VIVO S1 PRO di Tokopedia.

Karena cukup jarang berbelanja di Tokopedia, (karena memang lebih suka di Blibli, bahkan sampai member Infinite alias tertinggi). Setiap transaksi selalu saya pastikan dengan cara screenshot sebagai bukti sebelum melanjutkan pembayaran. Untungnya screenshot sudah saya pastikan bahwa ada bukti dapat cashback Rp. 163.950


Nah, dengan berbekal ini, saya lebih pede bertransaksi di Tokopedia. Mengingat, ternyata banyak sekali cerita di website lain yang ternyata juga seperti saya ini. Namun, bekal ini tidaklah cukup. Ketika barang sudah diterima, ternyata cashback tidak diberikan. Apa alasannya?


Singkat cerita, sudah saya tanya secara baik-baik beberapa kali via customer care nya Tokopedia. Saya dituduh, ya dituduh. Saya merasa dituduh memanipulasi transaksi dengan memanfaatkan promo yang ada. PADAHAL, ada kebutuhan, ya beli. Ada voucher? Kenapa tidak dipakai sekalian? Logika manusia waras gitu kan?



Harap diketahui. Saya bukan pengguna tokopedia yang sering bertransaksi, apalagi MEMANIPULASI. Sebagai bukti, ini record pembelanjaan januari-februari 2020 (klik gambar untuk memperbesar)

Terlihat di Februari hanya 2x (total 5 jutaan), di januari hanya 3x transaksi (total <200.000). Maaf, malas menghitung pakai kalkulator.

Ok, saya adalah manipulator Tokopedia? Fine... cukup sekali ini saja kena jebet. Tetap saya merasa jadi korban jebet Sistem nya Tokopedia, karena yang ditulis adalah "SISTEM TOKOPEDIA". Bukan orang, tapi sistem, ya itu sistem nya. Hebat sitemnya (gimana sih munculin emoticon jempol kayak di WA)


Bahkan saking penasarannya, saya tanya ke seller "VIVO JAYA889". Kenapa saya tidak dapat cashback. Barangkali Vivo Jaya889 landing di page ini, boleh leave comment hehehe.

Sepertinya seller merasa bahwa saya keseringan belanja, sehingga tidak dapat cashback. Tanpa membenarkan atau menyalahkan statement tersebut.... Saya ini loh jarang belanja di Tokopedia. Hehehe, anyway, bukan salah seller juga keliatannya.

Tak ada masalah, saya kehilangan Ovo Points Rp. 163.950 karena kehebatan Sistem Tokopedia yang telah menuduh saya sebagai manipulator transaksi. Fine, it's ok. I have reputation, so do Tokopedia kan.

Saya pun telah bolak-balik menulis bahwa, saya bersikukuh itu akun saya. Sudah terverifikasi KTP. kenapa kok bisa saya dituduh berbuat manipulasi? Bahkan saya secara gamblang bilang, sebut saja dimana salahnya, karena saya yakin kesalahan bukan di saya.

Ternyata, oleh petugas investigator bernama Welsa, tiket ini ditutup sepihak oleh Welsa Tokopedia. Sekali lagi sial saya. Tidak mendapat jawaban berarti. Sia-sia saja kontak petugas di Tokopedia ini (Ada bot nya juga loh, makanya ini saya sebut petugas. Kan ada namanya tuh...)


Nah... selesai sudah. Dapat voucher di inbox Tokopedia. Ternyata dipakai, isinya ZONK.



********** ANALISA LEBIH LANJUT ****************

Mengapa? Mengapa? Saya juga tidak tahu. Mau dikupas? Nah, dari Tokopedia menyampaikan ada kesamaan transaksi dengan 2 transaksi lainnya. Coba diteliti baik-baik.


Transaksi saya nomor INV/20200214/XX/II/436187963 dianggap sama dengan

PYM/2020018/XX/I/553218972 
dan
INV/20200109/XX/I/418618367

Hebat bukan sistemnya? Bisa mendeteksi dan menyamakan transaksi saya di bulan februari 2020 dengan January 2019. Yang saya masih penasaran, isinya apa itu? Sampai sekarang saya juga masih belum tahu. Samanya loh apa? bahkan tanggalnya saja beda jauh. Sampai artikel ini dipost, masih belum terjawab misterinya.


Welsa pun telah memberikan clue berupa identitas pembayaran yang sama. Lah kok aneh ya.... Padahal OVO yang saya pakai ini OVO verified (OVO premier), dimana hanya 1 KTP bisa memiliki 1 OVO premier. Kenapa bisa dibilang sama ya? Saya juga masih bertanya-tanya. Hmm...

Nah tuh... OVO Cash kan? Memangnya bisa saya bisa sambungkan 1 OVO ke dua buah, bahkan tiga buah akun Tokopedia?

Apakah anda juga mengalami hal serupa? Enlight me please. Saya masih di kabut kebingungan.
Leave comment

No comments:

Post a Comment